Menggali Esensi dan Makna
Tersembunyi Part 2
Hari ini saya mengikuti
kembali rangkaian Sekdan untuk kedua kalinya. Perkiraan saya terkait bahwa saya
hanya akan bertahan pada malam pertama karena constraint izin orang tua selama ini ternyata salah. Walaupun
dengan beberapa syarat yang banyak sekali, saya mendapat izin dari mereka dan
ini tentunya menambah semangat saya untuk mengikuti Sekdan dengan lebih serius.
Hari ini, pukul 21.30
seperti biasa, saya dan rekan angkatan diminta hadir di amphi arsi bersama –
sama, tepat waktu, dengan spek yang telah ditentukan sebelumnya. Kali ini, saya
melakukan sebuah kesalahan yang menurut saya itu sangat tidak bagus apabila
dipelihara karena sejatinya hal tersebut menyebabkan konsekuensi yang harus
ditanggung satu angkatan. Saya terlambat satu menit karena ada beberapa constraint ketika ingin berangkat dari
rumah. Alhasil, saya dan rekan harus menentukan sebuah hukuman yang pantas
untuk kita lakukan untuk menebus hal tersebut, maka keluarlah keputusan bahwa
kita harus berfoto di jam gadang tepat pukul 3.30 WIB. Yaa.. keputusan yang rasional,
feasible dan beresensi untuk dilakukan sebagai hukuman menurut saya. Hari ini pun
terjadi pengulangan seperti tes kesigapan yang mana terlihat bahwa kami sudah
berkembang didalamnya, namun masih belum cukup sigap untuk menyandang nama
Danlap. Jauh sekali dari itu.
Kemudian, kegiatan dilanjut
dengan lingkar diskusi yang dipimpin oleh Kak Danar sebagai pemateri. Dari
forum semi FGD ini, saya dapatkan beberapa ilmu baru dan penekan – penekanan berharga
terkait, “Apa itu Danlap?”, “Apa itu Danlap HMP?” dan “Apa HMP itu sendiri?”.
Apa
itu Danlap?
Berdasarkan lingkar diskusi
kali ini, saya rangkum bahwa terlepas Danlap adalah seorang cerminan dari panji
yang dibawanya, Danlpa adalah merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi kedua setelah Korlap di lapangan. Danlap harus
selalu berkoordinasi dengan Korlap atas keputusan atau pemikirannya selama di
lapangan. Namun dalam beberapa situasi khusus, seorang Danlap harus bisa
memberikan keputusannya sendiri secara tepat tanggap dan cepat tanggap yang
harus bisa dia pertanggungjawabkan demi keberlangsungan fase lapangan yang rapi,
tertata, tersampaikannya materi dan peserta tidak kehilangan esensi fase
lapangan itu sendiri. Danalp pun harus menjadi orang yang suaranya didengar
oleh pasukannya maupun divisi – divisi lainnya di lapangan dan Danlap pun harus
bisa menjadi pendengar yang baik sekaligus. Danlap pun harus menjadi lifeline bagi pasukan yang dipimpinnya.
Ketika pasukan yang dipimpinnya mati, Danlap harus jadi orang yang mati
terakhir, Danlap harus bisa menjadi orang yang dapat membangun kembali
pasukannya dari situasi kritis sekalipun.
Apa
itu Danlap HMP?
Kemudian, forum kali ini pun
menyinggung definisi apa itu Danlap HMP itu sendiri. Tidak terlepas dari
definisi Danlap sebelumnya, dalam definisi Danlap HMP terdapat beberapa
penekanan lain. Danlap HMP harus menjadi seorang insiator, orang yang pertama
kali merasakan ketika ada sesuatu yang salah dan tidak sesuai dengan nilai
dasarnya pada HMP itu sendiri, orang yang pertama kali bergerak ketika HMP
dalam sebuah masalah, orang yang rela menjadi yang paling tersusahkan demi tercapainya
tujuan dari keberadaan HMP itu sendiri. Untuk menjadi inisiator, tentunya
seorang Danlap HMP harus bisa menjadi orang yang dipercaya dan senantiasa
percaya pula kepada warganya. Setiap tutur kata dan perilakunya harus
menggambarkan nilai – nilai HMP itu sendiri. Maka dari itu, Danlap HMP harus
menjadi orang yang paling mengenal HMP itu sendiri.
Apa
itu HMP?
Perkataan Kak Danar yang
masih terngiang pada diri saya hingga saat ini adalah ketika Kak Danar
menggambarkan HMP itu sebagai sebuah roda gerigi pada suatu mesin, tidak lebih
dari itu. Lantas apa yang membuat roda gerigi atau mesin ini bergerak? Ialah
kita sebagai warga yang sejatinya bertugas sebagai tenaga penggerak HMP itu
sendiri.
Definisi lain yang saya
dapatkan dari apa yang diutarakan oleh saya dan rekan, bahwa HMP adalah organisasi
kemahasiswaan berbasis keprofesian dan keilmuan Planologi, sebagai wadah
aktualisasi diri mahasiswa Planologi ITB dengan berpegang teguh pada nilai
nilai kekeluargaan, kemahasiswaan, dan keilmuannya. HMP pun secara tidak
langsung memiliki peran sebagai rumah kedua dan tempat kita bernaung disamping
keluarga.
Salam
Dariku Kawan..!!
Perkenalkan..!
Ya..
Perkenalkan Aku Sir Galahad..!
Satu
dari Sembilan Ksatria Setia yang Membela Tanah Pangripta..!
Tuan
yang Menjunjung Tinggi Kemuliaan..!
Tuan
yang Budi Pekerti Selalu ia Tekankan..!
Itu merupakan sepucuk
rangkaian kalimat yang masih sangat terngiang dan bergolak penuh penghayatan
dalam pikiran dan hati saya saat ini. Setelah lingkar diskusi kemarin selesai,
kegiatan dilanjutkan dengan kami diberi tugas membeuat nama filosofi angkatan
dan nama filosofi masing – masing dari kita yang setiap nama itu harus
berkaitan satu sama lain, menggambarkan kepribadian kita dan memiliki esensi
yang berkaitan dengan apa yang sedang kami lakukan saat ini.
Maka
Perkenalkanlah Hai Jiwa – Jiwa yang Tulus..!
Kami
Ksatria Kepercayaan Raja untuk Menjaga Tanah Pangripta..!
Kami
yang Selalu Terikat Kuat dalam Lingkaran Kepercayaan..!
Perkenalkan..!
Kamilah Para Kingsmen..!
Awalnya saya kira Wali Songo
dapat menggambarkan angkatan kita karena berjumlah sembilan orang. Namun karena
beberapa pertimbangan dan hasil masukan dari rekan – rekan, maka diputuskan
tema Ksatria Meja Bundar. Dalam kisah Ksatria Meja Bundar, filosofi yang kami
ambil adalah tentang orang – orang terdekat kepercayaan Raja Arthur dan Ratu
Guinevere dalam menjalankan misi membela tanah airnya. Orang – orang ini disebut
juga sebagai Kingsmen. Berikut hasil pembagian namanya yang sudah disesuaikan
dengan perilaku dan sikap kita sebagai anggota Kingsmen :
1. Queen Guinevere (Kak Didi/Koorlap): Penuh kasih
2. Sir Lancelot (Raihan): Pemberani, pemimpin dan bijaksana
3. Sir Gawain (Fikri): Pembela dan sopan
4. Sir Galahad (Saya sendiri): Mulia dan berbudi pekerti luhur
5. Sir Parcival (Prima): Murni namun naif
6. Sir Bors de Gannis (Rian): Licik, cerdik, dan pemberontak
7. Sir Lamorak (Ammar): Kuat dan tempramen
8. Sir Kay (Jedy): Dipercaya dan kejam
9. Sir Gareth (Ihsan) : Terampil, sopan, dan berkemauan keras
10. Sir Gaheris (Faiq): Tampan dan lincah