Kamis, 31 Mei 2018

Sekolah Danlap 2018 : Day 2, Menggali Esensi dan Makna Tersembunyi Part 2

Sekolah Danlap 2018 : Day 2

Menggali Esensi dan Makna Tersembunyi Part 2

Hari ini saya mengikuti kembali rangkaian Sekdan untuk kedua kalinya. Perkiraan saya terkait bahwa saya hanya akan bertahan pada malam pertama karena constraint izin orang tua selama ini ternyata salah. Walaupun dengan beberapa syarat yang banyak sekali, saya mendapat izin dari mereka dan ini tentunya menambah semangat saya untuk mengikuti Sekdan dengan lebih serius.

Hari ini, pukul 21.30 seperti biasa, saya dan rekan angkatan diminta hadir di amphi arsi bersama – sama, tepat waktu, dengan spek yang telah ditentukan sebelumnya. Kali ini, saya melakukan sebuah kesalahan yang menurut saya itu sangat tidak bagus apabila dipelihara karena sejatinya hal tersebut menyebabkan konsekuensi yang harus ditanggung satu angkatan. Saya terlambat satu menit karena ada beberapa constraint ketika ingin berangkat dari rumah. Alhasil, saya dan rekan harus menentukan sebuah hukuman yang pantas untuk kita lakukan untuk menebus hal tersebut, maka keluarlah keputusan bahwa kita harus berfoto di jam gadang tepat pukul 3.30 WIB. Yaa.. keputusan yang rasional, feasible dan beresensi untuk dilakukan sebagai hukuman menurut saya. Hari ini pun terjadi pengulangan seperti tes kesigapan yang mana terlihat bahwa kami sudah berkembang didalamnya, namun masih belum cukup sigap untuk menyandang nama Danlap. Jauh sekali dari itu.

Kemudian, kegiatan dilanjut dengan lingkar diskusi yang dipimpin oleh Kak Danar sebagai pemateri. Dari forum semi FGD ini, saya dapatkan beberapa ilmu baru dan penekan – penekanan berharga terkait, “Apa itu Danlap?”, “Apa itu Danlap HMP?” dan “Apa HMP itu sendiri?”.

Apa itu Danlap?
Berdasarkan lingkar diskusi kali ini, saya rangkum bahwa terlepas Danlap adalah seorang cerminan dari panji yang dibawanya, Danlpa adalah  merupakan pemegang kekuasaan tertinggi kedua setelah Korlap di lapangan. Danlap harus selalu berkoordinasi dengan Korlap atas keputusan atau pemikirannya selama di lapangan. Namun dalam beberapa situasi khusus, seorang Danlap harus bisa memberikan keputusannya sendiri secara tepat tanggap dan cepat tanggap yang harus bisa dia pertanggungjawabkan demi keberlangsungan fase lapangan yang rapi, tertata, tersampaikannya materi dan peserta tidak kehilangan esensi fase lapangan itu sendiri. Danalp pun harus menjadi orang yang suaranya didengar oleh pasukannya maupun divisi – divisi lainnya di lapangan dan Danlap pun harus bisa menjadi pendengar yang baik sekaligus. Danlap pun harus menjadi lifeline bagi pasukan yang dipimpinnya. Ketika pasukan yang dipimpinnya mati, Danlap harus jadi orang yang mati terakhir, Danlap harus bisa menjadi orang yang dapat membangun kembali pasukannya dari situasi kritis sekalipun.

Apa itu Danlap HMP?
Kemudian, forum kali ini pun menyinggung definisi apa itu Danlap HMP itu sendiri. Tidak terlepas dari definisi Danlap sebelumnya, dalam definisi Danlap HMP terdapat beberapa penekanan lain. Danlap HMP harus menjadi seorang insiator, orang yang pertama kali merasakan ketika ada sesuatu yang salah dan tidak sesuai dengan nilai dasarnya pada HMP itu sendiri, orang yang pertama kali bergerak ketika HMP dalam sebuah masalah, orang yang rela menjadi yang paling tersusahkan demi tercapainya tujuan dari keberadaan HMP itu sendiri. Untuk menjadi inisiator, tentunya seorang Danlap HMP harus bisa menjadi orang yang dipercaya dan senantiasa percaya pula kepada warganya. Setiap tutur kata dan perilakunya harus menggambarkan nilai – nilai HMP itu sendiri. Maka dari itu, Danlap HMP harus menjadi orang yang paling mengenal HMP itu sendiri.

Apa itu HMP?
Perkataan Kak Danar yang masih terngiang pada diri saya hingga saat ini adalah ketika Kak Danar menggambarkan HMP itu sebagai sebuah roda gerigi pada suatu mesin, tidak lebih dari itu. Lantas apa yang membuat roda gerigi atau mesin ini bergerak? Ialah kita sebagai warga yang sejatinya bertugas sebagai tenaga penggerak HMP itu sendiri.
Definisi lain yang saya dapatkan dari apa yang diutarakan oleh saya dan rekan, bahwa HMP adalah organisasi kemahasiswaan berbasis keprofesian dan keilmuan Planologi, sebagai wadah aktualisasi diri mahasiswa Planologi ITB dengan berpegang teguh pada nilai nilai kekeluargaan, kemahasiswaan, dan keilmuannya. HMP pun secara tidak langsung memiliki peran sebagai rumah kedua dan tempat kita bernaung disamping keluarga.

Salam Dariku Kawan..!!
Perkenalkan..!
Ya.. Perkenalkan Aku Sir Galahad..!
Satu dari Sembilan Ksatria Setia yang Membela Tanah Pangripta..!
Tuan yang Menjunjung Tinggi Kemuliaan..!
Tuan yang Budi Pekerti Selalu ia Tekankan..!

Itu merupakan sepucuk rangkaian kalimat yang masih sangat terngiang dan bergolak penuh penghayatan dalam pikiran dan hati saya saat ini. Setelah lingkar diskusi kemarin selesai, kegiatan dilanjutkan dengan kami diberi tugas membeuat nama filosofi angkatan dan nama filosofi masing – masing dari kita yang setiap nama itu harus berkaitan satu sama lain, menggambarkan kepribadian kita dan memiliki esensi yang berkaitan dengan apa yang sedang kami lakukan saat ini.

Maka Perkenalkanlah Hai Jiwa – Jiwa yang Tulus..!
Kami Ksatria Kepercayaan Raja untuk Menjaga Tanah Pangripta..!
Kami yang Selalu Terikat Kuat dalam Lingkaran Kepercayaan..!
Perkenalkan..! Kamilah Para Kingsmen..!

Awalnya saya kira Wali Songo dapat menggambarkan angkatan kita karena berjumlah sembilan orang. Namun karena beberapa pertimbangan dan hasil masukan dari rekan – rekan, maka diputuskan tema Ksatria Meja Bundar. Dalam kisah Ksatria Meja Bundar, filosofi yang kami ambil adalah tentang orang – orang terdekat kepercayaan Raja Arthur dan Ratu Guinevere dalam menjalankan misi membela tanah airnya. Orang – orang ini disebut juga sebagai Kingsmen. Berikut hasil pembagian namanya yang sudah disesuaikan dengan perilaku dan sikap kita sebagai anggota Kingsmen :

1.   Queen Guinevere (Kak Didi/Koorlap): Penuh kasih
2.   Sir Lancelot (Raihan): Pemberani, pemimpin dan bijaksana
3.   Sir Gawain (Fikri): Pembela dan sopan
4.   Sir Galahad (Saya sendiri): Mulia dan berbudi pekerti luhur
5.   Sir Parcival (Prima): Murni namun naif
6.   Sir Bors de Gannis (Rian): Licik, cerdik, dan pemberontak
7.   Sir Lamorak (Ammar): Kuat dan tempramen
8.   Sir Kay (Jedy): Dipercaya dan kejam
9.   Sir Gareth (Ihsan) : Terampil, sopan, dan berkemauan keras

10.  Sir Gaheris (Faiq): Tampan dan lincah

Kini kami terlahir kembali sebagai para Kingsmen, orang – orang kepercayaan raja dalam mengemban misi membela tanah airnya. Kami gelegarkan kembali amphi dengan orasi kami. Kami perkenalkan wajah – wajah baru kami kehadapan Tanah Pangripta. Kami akan tanamkan pemaknaan tersebut secara pasti dan tanpa ragu kedalam hati dan pikiran kami masing – masing. Kami akan hayati setiap peran yang kami emban dan akan kami bawakan kepada hadapan warga – warga Pangripta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar