Rabu, 01 Agustus 2018

Sekolah Danlap 2018 : Day 13, Final Part


Sekolah Danlap 2018 : Day 13

Final Part

“Bangunlah para Kingsmen, inilah saat – saat krusial yang selama ini kalian nanti..” – Hati Kecil

Hari ini adalah hari yang spesial bagi kami, karena pada hari ini konsekuensi hadir dalam rangka meluluhlantakkan badan para Kingsmen dan memberi kami pelajaran yang menjerakan akan setiap kesalahan – kesalahan yang selama ini selalu kami ulang terus menerus. Pertemuan dibuka oleh sang Ratu di Lapangan Sipil, disini kami dimintai keterangan mengenai keberadaan Sir Kay dan Sir Gawain. Di awal pertemuan ini kami sudah mendapatkan teguran sekaligus sebuah keputusan yang cukup menyayat, Sir Gawain kini diputuskan bukan lagi bagian dari para Kingsmen. Sungguh sebuah keputusan yang menurut saya cukup mengecewakan, disamping memang performa Sir Gawain yang sudah terlalu mengecewakan kepercayaan sang Ratu. Kemudian pada kesempatan itu, kami diminta untuk melakukan mobilisasi ke Monumen Perjuangan tanpa menggunakan kendaraan dalam waktu 15 menit.

Singkat cerita, di Monumen Perjuangan tersebut kami kembali menerima konsekuensi yang sangat melelahkan. Hal ini dikarenakan oleh sebuah kesalahan yang selalu kami ulang – ulang sejak awal kami mengikuti rangkaian Sekdan, yakni cek spek. Diluar dugaan, ternyata pengharusan menggunakan posisi cek spek medik dan penambahan spek seperti ponco dan air mineral 1,5 lt membuat perhitungan kami terlambat hingga 198 hitungan. Konsekuensi berupa menahan posisi planck selama 14 menit sembari menyanyikan lagu – lagu nasional harus kami lakukan pada saat itu juga. Lalu setelah konsekuensi yang sangat melelahkan berhasil dilewati, kami lalu diminta menuju ke Taman Fitness.

Di Taman Fitness ini, kami dihujani berbagai penyadaran dan konsekuensi yang diajukan oleh Demos dan rekan penyekolah lainnya. Di momen penyadaran tersebut, saya benar – benar merasakan bahwasanya ternyata kami para Kingsmen dan terkhusus saya memang belum pantas untuk diluluskan dari rangkaian Sekdan ini. Disamping kami yang terus menerus menunda dalam menuntaskan tugas – tugas yang sudah diberikan dari jauh hari, kami pun dinilai kurang mampu bergerak dan memposisikan diri kami sebagai satu angkatan cadanlap, sebagai 9 ksatria yang kini hanya tersisa 6 yang merupakan ksatria yang dipercaya raja untuk menjaga Tanah Pangripta. Namun di satu sisi aku pun merasa bahwa pada momen tersebut rasa kekeluargaan kami para Kingsmen pun menjadi teruji dan semakin terasah. Setelah badan kami luluhlantak dan setiap kesalahan dinilai sudah terlunasi dengan konsekuensi – konsekuensi yang kami lakukan, kami diminta untuk kembali ke tempat sebelumnya, yakni Monumen Perjuangan.

Saat kami kembali, Monumen Perjuangan terasa sangat sepi. Dingin, sunyi dan tak berpenghuni adalah 3 kata sifat yang dapat menggambarkan situasi dan kondisi tempat tersebut saat itu. Kemudian kami bertemu dengan Yudhistira alias Kak Danar dan dia mengomandokan kami agar membuat barisan satu saf yang rapih. Setelah itu, kami diminta menundukkan kepala dan menutup mata. Dan saat kami diminta untuk membuka mata, sang Ratu hadir dihadapan kami dan menyampaikan sebuah orasi yang berisi harapan dan apresiasinya atas perjuangan kami selama ini. Dan di orasi tersebut pun juga terdapat penekanan dimana hari ini adalah titik awal dan bukan titik akhir kami dalam berkontrbusi kepada Tanah Pangripta, perjalanan kami masih panjang dan semakin jauh akan semakin berat. Tak disangka, dipenghujung orasi ternyata kami dinyatakan lulus mengikuti rangkaian Sekdan ini, walaupun hati kecilku berkata bahwa saya pada dasarnya belum layak dan mumpuni untuk lepas dari rangkaian sekolah ini. Namun itulah esensi yang harus saya cari, dimana saya harus mencari pembelajaran lebih diluar sana dengan berkontribusi melalui apa – apa yang disediakan oleh HMP. Pertemuan ditutup dengan kami, para Kingsmen, melafazhkan ikrar HMP yang dipimpin oleh sang Ratu.

“Perjuangan ini bukan perkara mudah, Kawan..
Jangan sia – sia kan perjuangan yang selama ini kalian lakukan..
Jangan biarkan tiap tetesan air keringat yang jatuh dari dahi kalian lenyap begitu saja..
Jangan membuang apa yang Tanah Pangripta kini telah percayakan kepada kalian..
Hai para ksatria kepercayaan raja.. Hai ksatria meja bundar.. Hai para Kingmen..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar