Sabtu, 28 Juli 2018

Sekolah Danlap 2018 : Day 12, Penyadaran


Sekolah Danlap 2018 : Day 12

Penyadaran

Dari pengalaman sebelum – sebelumnya, pertemuan hari ini sangat tidak seperti biasanya. Hari ini jumlah Kingsmen yang hadir tidak lebih dari setengahnya. Dua orang Kingsmen diantaranya, kini sedang pergi melanglangbuana ke tanah nan jauh disana, mengabdi kepada masyarakat luas yang sudah sejak lama mereka impi – impikan. Pertemuan kali ini, kami diminta untuk hadir pagi hari dengan alat – alat yang seperti biasanya. Pertemuan dimulai dengan cek spek dan tentunya konsekuensi yang cukup melelahkan, kemudian pertemuan dilanjutkan dengan orasi dengan konten terkait dengan motivasi kami untuk menjadi Danlap. Pada orasi kali ini, saya menuangkan apa yang sudah selama ini saya dapatkan, mulai dari analkon PL-C 16 & 17, masukan – masukan rekan Kingsmen hingga masukan – masukan warga. Pada orasi tersebut, dengan lantang dan keyakinan penuh saya menyebutkan bahwa motivasi saya untuk menjadi Danlap adalah karena saya ingin menjadi sosok penggerak yang dapat merangkul dan dipercaya oleh warga secara khusus warga Komisariat.

Setelah sesi orasi selesai, setelah sekian lama akhirnya kami dipertemukan kembali dengan perpanjang tang Olympus. Demos kembali muncul dihadapan kami, menagih apa – apa yang dulu sempat diberitugaskan kepada kita para Kingsmen. Demos kembali kehadapan kami dengan harapan kami dapat melontarkan satu kata motivasi yang benar dan menyebutkan apa perbedaan mendasar antara Danlap dan warga. Dan dikarenakan kami belum bisa menjawab, ditambah dengan semangat dan keseriusan kami dalam mengikuti rangkaian Sekdan ini yang dinilai ‘kurang’ oleh Demos, tentunya kami kembali disiksa habis – habisan kali ini.

Setelah penyiksaan dinilai kurang efektif, akhirnya metode penanaman nilai diganti oleh Demos. Kali ini kami diminta menghadapi Demos, Semar alias Kak Moncos, Yudhistira alias Kak Danar dan Sang Ratu satu lawan satu. Disitu diberlakukan metode semi wawancara dimana ditengah – tengahnya diselangi hukuman fisik setiap kami salah menjawab. Disitu saya mendapatkan bagian untuk menghadapi Yudhistira, dan disana saya merasakan jiwa kebijaksanaan Yudhistira benar – benar terpancar, bagaimana dia dapat mengarahkan setiap pembicaraan saya yang berputar – putar menuju ke satu kata yang selama ini pun tidak pernah terpikirkan oleh saya.

Dalam membicarakan motivasi, saya selalu berputar – putar dalam 3 kalimat, yakni ‘menurunkan dan membawa nilai’,  ‘menjadi sosok cerminan HMP yang bertanggung jawab’ dan ‘menjadi sosok penggerak dan pemantik di Tanah Parngripta, khususnya Komisariat’. Dan akhirnya dalam sesi wawancara dengan Yudhistira tersebut, saya tersadarkan bahwasanya kata yang selama ini diinginkan oleh mereka untuk keluar dari mulut – mulut kami para Kingsmen adalah kata yang merangkum ketiga kalimat tersebut. Jawabannya adalah ‘Memimpin’. Kami mengikuti rangkaian Sekdan ini tidak lain diperuntukkan untuk satu tujuan, yakni memimpin. Menjadi Pemimpin Tanah Pangripat, menjaganya tetap berjalan berlandaskan nilai – nilai yang sejak dulu dijaga dan bertanggungjawab atasnya. Kata yang anehnya, sejak pertama mengikuti rangkaian kegiatan ini, kata tersebut tidak pernah terbesit di benak saya.

Kemudian sesi dilanjutkan dengan pendalaman apa yang membedakan antara Danlap, warga dan BP. Apa sekat yang ada diantara mereka? Dalam sesi dengan flow yang relatif sangat santai, Yudhistira menjelaskan hal tersebut. Yang pertama, antara Danlap dan warga, sejatinya tidak ada yang membedakan mereka dalam kewajiban menanamkan nilai – nilai HMP pada masing – masing mereka. Namun Danlap memiliki tanggung jawab lebih dalam menjamin adanya keberadaan nilai – nilai tersebut dalam hati para warga. Lalu yang kedua, antara Danlap dan BP, sejatinya perbedaan antara mereka cukup abstrak dimana Danlap dan BP memiliki jiwa dan tanggung jawab untuk memimpin. Namun yang membedakan keduanya adalah Danlap memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak terkait HMP dan sebagaimacamnya lebih dahulu dibandingkan rekan - rekan lainnya, sehingga menjadi tanggung jawab bagi Danlap untuk menyebarluaskan ilmu yang sudah didapat tersebut kepada rekan - rekannya. Dan tentunya, Danlap memiliki kompetensi lebih di ranah lapangan dibandingkan BP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar