Jumat, 01 Juni 2018

Sekolah Danlap 2018 : Day 3, Menggali Esensi dan Makna Tersembunyi Part 3


Sekolah Danlap 2018 : Day 3

Menggali Esensi dan Makna Tersembunyi Part 3

Mungkin tidak bertele – tele seperti biasanya. Kini saya mencoba menarik kembali apa yang telah saya dapatkan sebelumnya dengan apa yang saya dapatkan hari ini. Bayangkan sebuah mesin dengan roda gerigi, yang mesin ini selalu digunakan untuk satu tujuan. Tentunya mesin atau secara spesifik roda gerigi ini memerlukan tenaga atau bahan bakar untuk melakukan kerjanya, ambilah asumsi disini bahwa mesin ini tidak bisa berjalan tanpa menggunakan bahan bakar yang sama yakni bensin misalkan. Maka apabila mesin atau roda gerigi itu dapat bergerak untuk mencapai tujuan keberadaannya, keberadaannya tidak akan terlepas dari bahan bakarnya yakni bensin dan tidak dapat dipungkiri pula bahwa seiring berjalannya waktu bahan bakar ini akan habis. Sehingga perlu adanya saat – saat dimana bahan bakar ini diisi ulang yang mana bahan bakar yang digunakan harus memiliki ‘jenis’ atau ‘substansi’ yang sama dengan sebelumnya agar mesin atau roda gerigi ini dapat bekerja optimal dalam mencapai tujuannya.

Dalam pengibaratan diatas, maksud dari mesin atau roda bergerigi yang bergerak dalam mencapai suatu tujuan disini adalah HMP Pangripta Loka itu sendiri. Maka sumber tenaga atau bahan bakarnya disini adalah kita sebagai warga HMP itu sendiri. HMP ini tidak akan pernah mencapai tujuannya dan bahkan keberadaannya pun tidak akan berarti apabila tidak ada partisipasi dan kontribusi aktif yang diberikan oleh warganya yang mana  tetap harus bersesuaian dengan nilai – nilai yang ada. Dan konteks warga disini pun secara tidak langsung terikat dalam sebuah sistem yang bersifat siklis dimana didalamnya terdapat unsur regenerasi sumber daya manusianya. Hal ini tidak dapat dihindari bahwa memang ada kalanya ketika warga di HMP ini harus memasuki jenjang – jenjang kehidupan berikutnya diluar lingkungan perkuliahan. Maka pada satu titik, HMP memerlukan suatu proses penerimaan warga baru yang mana warga baru tersebut harus memenuhi sebuah nilai dan standar yang telah ditentukan oleh HMP itu sendiri agar dapat mencapai tujuannya. Proses inilah yang disebut dengan Kaderisasi, proses penerimaan warga baru kedalam suatu organisasi yang didalamnya harus terdapat penanaman dan penekanan nilai yang harus dimiliki oleh suatu organisasi.

Dari balik kacamata yang lebih luas, ketika kita tinjau dari sisi kehidupan secara seluruhnya, kaderisasi merupakan suatu proses yang tidak akan terus berlanjut hingga orang yang bersangkutan mati. Hal ini digambarkan dengan bagaimana kita telah dikader oleh orang tua kita pada jenjang keluarga hingga nanti pada jenjang dunia kerja nanti, proses kaderisasi akan selalu ada. Karena pada dasarnya, proses kaderisasi akan melahirkan sebuah peran dalam diri orang yang dikadernya, dan dalam seluruh jenjang kehidupan itupun kita dituntut untuk selalu memiliki peran. Namun dari balik kacamata yang lebih sempit dimana kita meninjau kaderisasi pada sebuah organisasi, kaderisasi akan terus berlanjut hingga nanti organisasi ini bubar entah karena kehilangan nilai dari organisasi itu sendiri atau karena organisasi tersebut sudah mencapai tujuannya.

Untuk Kaderisasi di HMP secara spesifik, Kaderisasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas SDM pada HMP itu sendiri. Konsep yang digunakan pada Kaderisasi HMP saat ini adalah konsep penurunan nilai dan berjenjang. Pada dasarnya makna nilai di HMP dibagi 2, yakni profil dan budaya. Namun karena budaya pada HMP itu sangat dinamis bersesuaian dengan zaman, Kaderisasi HMP hanya menekankan pada penanaman profil. Profil yang wajib dipenuhi oleh warga baru agar memenuhi standar sebagai warga disini ada 10 poin yang mana 3 poin berasal dari AD/ART, 3 poin dari kurikulum planologi dan 4 lainnya berasal dari mimpi kepengurusan. Poin ini masih bisa bertambah bersesuaian dengan kebutuhan HMP pada kala itu. Selanjutnya pemaknaan dari berjenjang ini didapat dimana profil yang akan ditanamkan pada warga baru tersebut dilakukan secara berjenjang, dibagi dalam level – level didalam 3 tahap penanaman dan pengembangan nilai.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar