Sekolah Danlap 2018 : Day 3
Menggali Esensi dan Makna
Tersembunyi Part 3
Mungkin tidak bertele – tele
seperti biasanya. Kini saya mencoba menarik kembali apa yang telah saya
dapatkan sebelumnya dengan apa yang saya dapatkan hari ini. Bayangkan sebuah
mesin dengan roda gerigi, yang mesin ini selalu digunakan untuk satu tujuan.
Tentunya mesin atau secara spesifik roda gerigi ini memerlukan tenaga atau
bahan bakar untuk melakukan kerjanya, ambilah asumsi disini bahwa mesin ini
tidak bisa berjalan tanpa menggunakan bahan bakar yang sama yakni bensin
misalkan. Maka apabila mesin atau roda gerigi itu dapat bergerak untuk mencapai
tujuan keberadaannya, keberadaannya tidak akan terlepas dari bahan bakarnya
yakni bensin dan tidak dapat dipungkiri pula bahwa seiring berjalannya waktu
bahan bakar ini akan habis. Sehingga perlu adanya saat – saat dimana bahan
bakar ini diisi ulang yang mana bahan bakar yang digunakan harus memiliki ‘jenis’
atau ‘substansi’ yang sama dengan sebelumnya agar mesin atau roda gerigi ini dapat
bekerja optimal dalam mencapai tujuannya.
Dalam pengibaratan diatas,
maksud dari mesin atau roda bergerigi yang bergerak dalam mencapai suatu tujuan
disini adalah HMP Pangripta Loka itu sendiri. Maka sumber tenaga atau bahan
bakarnya disini adalah kita sebagai warga HMP itu sendiri. HMP ini tidak akan
pernah mencapai tujuannya dan bahkan keberadaannya pun tidak akan berarti
apabila tidak ada partisipasi dan kontribusi aktif yang diberikan oleh warganya
yang mana tetap harus bersesuaian dengan
nilai – nilai yang ada. Dan konteks warga disini pun secara tidak langsung
terikat dalam sebuah sistem yang bersifat siklis dimana didalamnya terdapat
unsur regenerasi sumber daya manusianya. Hal ini tidak dapat dihindari bahwa
memang ada kalanya ketika warga di HMP ini harus memasuki jenjang – jenjang kehidupan
berikutnya diluar lingkungan perkuliahan. Maka pada satu titik, HMP memerlukan
suatu proses penerimaan warga baru yang mana warga baru tersebut harus memenuhi
sebuah nilai dan standar yang telah ditentukan oleh HMP itu sendiri agar dapat
mencapai tujuannya. Proses inilah yang disebut dengan Kaderisasi, proses
penerimaan warga baru kedalam suatu organisasi yang didalamnya harus terdapat
penanaman dan penekanan nilai yang harus dimiliki oleh suatu organisasi.
Dari balik kacamata yang
lebih luas, ketika kita tinjau dari sisi kehidupan secara seluruhnya,
kaderisasi merupakan suatu proses yang tidak akan terus berlanjut hingga orang
yang bersangkutan mati. Hal ini digambarkan dengan bagaimana kita telah dikader
oleh orang tua kita pada jenjang keluarga hingga nanti pada jenjang dunia kerja
nanti, proses kaderisasi akan selalu ada. Karena pada dasarnya, proses
kaderisasi akan melahirkan sebuah peran dalam diri orang yang dikadernya, dan
dalam seluruh jenjang kehidupan itupun kita dituntut untuk selalu memiliki
peran. Namun dari balik kacamata yang lebih sempit dimana kita meninjau
kaderisasi pada sebuah organisasi, kaderisasi akan terus berlanjut hingga nanti
organisasi ini bubar entah karena kehilangan nilai dari organisasi itu sendiri
atau karena organisasi tersebut sudah mencapai tujuannya.
Untuk Kaderisasi di HMP
secara spesifik, Kaderisasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas SDM
pada HMP itu sendiri. Konsep yang digunakan pada Kaderisasi HMP saat ini adalah
konsep penurunan nilai dan berjenjang. Pada dasarnya makna nilai di HMP dibagi
2, yakni profil dan budaya. Namun karena budaya pada HMP itu sangat dinamis
bersesuaian dengan zaman, Kaderisasi HMP hanya menekankan pada penanaman
profil. Profil yang wajib dipenuhi oleh warga baru agar memenuhi standar
sebagai warga disini ada 10 poin yang mana 3 poin berasal dari AD/ART, 3 poin
dari kurikulum planologi dan 4 lainnya berasal dari mimpi kepengurusan. Poin
ini masih bisa bertambah bersesuaian dengan kebutuhan HMP pada kala itu.
Selanjutnya pemaknaan dari berjenjang ini didapat dimana profil yang akan
ditanamkan pada warga baru tersebut dilakukan secara berjenjang, dibagi dalam
level – level didalam 3 tahap penanaman dan pengembangan nilai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar