Sekolah Danlap 2018 : Day 8
Menggali Esensi dan Makna
Tersembunyi : Special Part
Hari demi hari Sekdan para Kingsmen lalui, semakin banyak kejutan –
kejutan yang diberikan. Mulai dari kehadiran Soter dan perpanjangan –
perpanjangan tangan lainnya dari Danlap terdahulu, hingga pada mala mini menurut
saya kejutan itupun memuncak. Pada hari ini, hadir 2 sosok spesial, Semar (Korlap
‘14) dan Demos (Danlap ’14). Kehadiran mereka pada malam ini ternyata menghardirkan
berbagai siksaan bagi kami para Kingsmen
yang memang dari segi pelanggaran SOP yang berlaku sudah terlalu mengecewakan.
Saya sudah terlalu lelah dan bingung untuk menyebutkannya satu per satu
kembali. Namun hukuman – hukuman yang diberikan sepertinya sulit untuk saya
lupakan. Mulai dari yang berupa fisik seperti menahan posisi push up selama 15
menit sembari latihan olah suara yang berisikan ucapan tentang kesalahan –
kesalahan kami hari itu hingga yang berupa serangan batin seperti hukuman yang
diterima Sir Kay untuk duduk dan memakan kue sembari rekan Kingsmen lain menahan posisi push up. Dan hari ini pun, saya
merasakan bahwasanya kemampuan dialektis kami benar – benar dilatih, kami
dipacu untuk terus berpikir taktis dan terus memberikan rasionalitas yang
logis.
Walaupun ingatan saya malam
kemarin cukup menipis karena kelelahan, ada dua tugas yang diberikan yang mana
menurut saya sangat berbekas dalam diri saya. Yang pertama adalah tugas dimana
kita para Kingsmen harus dapat
menilai urutan kelayakan seorang Danlap dari Kak Danar, Kak Raynard dan Kak
Fikal dengan parameter – parameter yang jelas dan tak bias. Disini sebagai
mahasiswa PL – Cirebon yang belum seberpengalaman itu dalam bertemu dan
mendalami diri ketiga orang tersebut, kami ditugaskan hanya sebagai Supporting
System untuk mereka Cadanlap yang dari Ganesha. Disini kami yang Cadanlap PL –
Cirebon berkontribusi dalam dua bentuk, pertama kami sebelumnya menjadi bom
waktu bagi rekan Cadanlap Ganesaha dan karena terlalu lama, akhirnya kami
diminta untuk mengkritisi parameter yang dibuat dan dalam pengonsepan
pembobotan dalam rangka membuat dan menghasilkan hierarki yang jelas dan
berdasar. Kemudian para Kingsmen pun
memaparkan hasil pemikiran kami tersebut kepada Demar, Demos dan beberapa warga
lainnya. Disini saya merasakan betul bagaimana kami harus mempertahankan
pendapat kami, dan disini saya akhirnya paham bahwa penentuan parameter suatu
penilaian tidak bisa ditentukan secara subjektif kami belaka. Harus ada dasar
yang mendasari yang mana khalayak banyak mengakui dasar tersebut sebagai sebuah
axioma. Saya pun merasa tersadarkan bahwasanya kami para Kingsmen masih jauh dari kata layak sebagai orang yang akan
memegang titel seorang Danlap.
Bukan
tentang diri sendiri, ini tentang HMP
Bukan
tempat belajar, tapi ajang pembuktian
Kemudian tugas kedua yang
diberikan adalah yang paling sulit, yang sebenarnya sejak awal saya mengikuti
Sekdan tugas ini sudah diberikan. Tugas ini adalah menyakan kembali kepada hati
terdalam kami apa yang sebenarnya menjadi motivasi kami mengikuti Sekdan ini.
Disini kami dipacu dengan hukuman fisik agar terus berpikir, menggali esensi
dan mencari makna tersembunyi. Dari 3 alasan yang benar – benar saya utarakan
dari hati saya yang terdalam, tidak ada satupun alasan tersebut yang dibenarkan
sebagai motivasi mengikuti Sekdan yang lurus. Pada dasarnya ada 2 hint yang
diberikan, yang pertama, motivasi yang lurus adalah tidak mengedepankan diri
sendiri karena Sekdan bukan tentang diri sendiri melainkan tentang HMP. Yang
kedua, motivasi yang lurus tidak menjadikan Sekdan ini sebagai ajang
pembelajaran, namun kami harus menjadikan Sekdan ini ajang pembuktian. Diambang
keputusasaan, akhirnya ada jawaban yang cukup mendekati, Sir Lamorak memaparkan
motivasi yang sebenarnya sempat hamper terpikirkan pula sebelumnya. Bunyinya
ialah..
Menjadi
Penggerak Warga yang Dipercaya Demi Mencapai Tujuan Bersama HMP
Namun jawaban tersebut belum
membuat Demos puas dan menghadiahi kami lusinan seri push up. Akhirnya karena
tidak mampunya kami memberikan jawaban yang memuaskan, kami diberi tugas –
tugas tambahan yang terlalu membingungkan apabila saya jelaskan satu per satu.
Dibawah tekanan – tekanan eksternal dari keluarga ditambah dengan adanya
demotivasi pada diri saya, membuat saya semakin bertanya – tanya apa sebenarnya
yang sedang saya lakukan. Saya menyanyakan apa esensi dari beban tugas – tugas yang
diberikan tersebut dan saya hanya mencoba terus mengingat kalimat Demos untuk
menjaga motivasi saya yang sudah diambang batas..
Tidak
ada yang terlalu sulit, Tidak ada yang tidak beresensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar