Jumat, 06 Juli 2018

Sekolah Danlap 2018 : Day 8, Menggali Esensi dan Makna Tersembunyi : Special Part


Sekolah Danlap 2018 : Day 8

Menggali Esensi dan Makna Tersembunyi : Special Part

Hari demi hari Sekdan para Kingsmen lalui, semakin banyak kejutan – kejutan yang diberikan. Mulai dari kehadiran Soter dan perpanjangan – perpanjangan tangan lainnya dari Danlap terdahulu, hingga pada mala mini menurut saya kejutan itupun memuncak. Pada hari ini, hadir 2 sosok spesial, Semar (Korlap ‘14) dan Demos (Danlap ’14). Kehadiran mereka pada malam ini ternyata menghardirkan berbagai siksaan bagi kami para Kingsmen yang memang dari segi pelanggaran SOP yang berlaku sudah terlalu mengecewakan. Saya sudah terlalu lelah dan bingung untuk menyebutkannya satu per satu kembali. Namun hukuman – hukuman yang diberikan sepertinya sulit untuk saya lupakan. Mulai dari yang berupa fisik seperti menahan posisi push up selama 15 menit sembari latihan olah suara yang berisikan ucapan tentang kesalahan – kesalahan kami hari itu hingga yang berupa serangan batin seperti hukuman yang diterima Sir Kay untuk duduk dan memakan kue sembari rekan Kingsmen lain menahan posisi push up. Dan hari ini pun, saya merasakan bahwasanya kemampuan dialektis kami benar – benar dilatih, kami dipacu untuk terus berpikir taktis dan terus memberikan rasionalitas yang logis.

Walaupun ingatan saya malam kemarin cukup menipis karena kelelahan, ada dua tugas yang diberikan yang mana menurut saya sangat berbekas dalam diri saya. Yang pertama adalah tugas dimana kita para Kingsmen harus dapat menilai urutan kelayakan seorang Danlap dari Kak Danar, Kak Raynard dan Kak Fikal dengan parameter – parameter yang jelas dan tak bias. Disini sebagai mahasiswa PL – Cirebon yang belum seberpengalaman itu dalam bertemu dan mendalami diri ketiga orang tersebut, kami ditugaskan hanya sebagai Supporting System untuk mereka Cadanlap yang dari Ganesha. Disini kami yang Cadanlap PL – Cirebon berkontribusi dalam dua bentuk, pertama kami sebelumnya menjadi bom waktu bagi rekan Cadanlap Ganesaha dan karena terlalu lama, akhirnya kami diminta untuk mengkritisi parameter yang dibuat dan dalam pengonsepan pembobotan dalam rangka membuat dan menghasilkan hierarki yang jelas dan berdasar. Kemudian para Kingsmen pun memaparkan hasil pemikiran kami tersebut kepada Demar, Demos dan beberapa warga lainnya. Disini saya merasakan betul bagaimana kami harus mempertahankan pendapat kami, dan disini saya akhirnya paham bahwa penentuan parameter suatu penilaian tidak bisa ditentukan secara subjektif kami belaka. Harus ada dasar yang mendasari yang mana khalayak banyak mengakui dasar tersebut sebagai sebuah axioma. Saya pun merasa tersadarkan bahwasanya kami para Kingsmen masih jauh dari kata layak sebagai orang yang akan memegang titel seorang Danlap.

Bukan tentang diri sendiri, ini tentang HMP
Bukan tempat belajar, tapi ajang pembuktian

Kemudian tugas kedua yang diberikan adalah yang paling sulit, yang sebenarnya sejak awal saya mengikuti Sekdan tugas ini sudah diberikan. Tugas ini adalah menyakan kembali kepada hati terdalam kami apa yang sebenarnya menjadi motivasi kami mengikuti Sekdan ini. Disini kami dipacu dengan hukuman fisik agar terus berpikir, menggali esensi dan mencari makna tersembunyi. Dari 3 alasan yang benar – benar saya utarakan dari hati saya yang terdalam, tidak ada satupun alasan tersebut yang dibenarkan sebagai motivasi mengikuti Sekdan yang lurus. Pada dasarnya ada 2 hint yang diberikan, yang pertama, motivasi yang lurus adalah tidak mengedepankan diri sendiri karena Sekdan bukan tentang diri sendiri melainkan tentang HMP. Yang kedua, motivasi yang lurus tidak menjadikan Sekdan ini sebagai ajang pembelajaran, namun kami harus menjadikan Sekdan ini ajang pembuktian. Diambang keputusasaan, akhirnya ada jawaban yang cukup mendekati, Sir Lamorak memaparkan motivasi yang sebenarnya sempat hamper terpikirkan pula sebelumnya. Bunyinya ialah..

Menjadi Penggerak Warga yang Dipercaya Demi Mencapai Tujuan Bersama HMP


Namun jawaban tersebut belum membuat Demos puas dan menghadiahi kami lusinan seri push up. Akhirnya karena tidak mampunya kami memberikan jawaban yang memuaskan, kami diberi tugas – tugas tambahan yang terlalu membingungkan apabila saya jelaskan satu per satu. Dibawah tekanan – tekanan eksternal dari keluarga ditambah dengan adanya demotivasi pada diri saya, membuat saya semakin bertanya – tanya apa sebenarnya yang sedang saya lakukan. Saya menyanyakan apa esensi dari beban tugas – tugas yang diberikan tersebut dan saya hanya mencoba terus mengingat kalimat Demos untuk menjaga motivasi saya yang sudah diambang batas..

Tidak ada yang terlalu sulit, Tidak ada yang tidak beresensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar