Sekolah Danlap 2018 : Day 13
Final Part
“Bangunlah para Kingsmen, inilah saat – saat krusial
yang selama ini kalian nanti..” – Hati Kecil
Hari ini adalah hari yang spesial
bagi kami, karena pada hari ini konsekuensi hadir dalam rangka meluluhlantakkan
badan para Kingsmen dan memberi kami
pelajaran yang menjerakan akan setiap kesalahan – kesalahan yang selama ini selalu
kami ulang terus menerus. Pertemuan dibuka oleh sang Ratu di Lapangan Sipil,
disini kami dimintai keterangan mengenai keberadaan Sir Kay dan Sir Gawain. Di
awal pertemuan ini kami sudah mendapatkan teguran sekaligus sebuah keputusan
yang cukup menyayat, Sir Gawain kini diputuskan bukan lagi bagian dari para Kingsmen. Sungguh sebuah keputusan yang
menurut saya cukup mengecewakan, disamping memang performa Sir Gawain yang
sudah terlalu mengecewakan kepercayaan sang Ratu. Kemudian pada kesempatan itu,
kami diminta untuk melakukan mobilisasi ke Monumen Perjuangan tanpa menggunakan
kendaraan dalam waktu 15 menit.
Singkat cerita, di Monumen
Perjuangan tersebut kami kembali menerima konsekuensi yang sangat melelahkan.
Hal ini dikarenakan oleh sebuah kesalahan yang selalu kami ulang – ulang sejak
awal kami mengikuti rangkaian Sekdan, yakni cek spek. Diluar dugaan, ternyata
pengharusan menggunakan posisi cek spek medik dan penambahan spek seperti ponco
dan air mineral 1,5 lt membuat perhitungan kami terlambat hingga 198 hitungan.
Konsekuensi berupa menahan posisi planck
selama 14 menit sembari menyanyikan lagu – lagu nasional harus kami lakukan
pada saat itu juga. Lalu setelah konsekuensi yang sangat melelahkan berhasil
dilewati, kami lalu diminta menuju ke Taman Fitness.
Di Taman Fitness ini, kami
dihujani berbagai penyadaran dan konsekuensi yang diajukan oleh Demos dan rekan
penyekolah lainnya. Di momen penyadaran tersebut, saya benar – benar merasakan
bahwasanya ternyata kami para Kingsmen
dan terkhusus saya memang belum pantas untuk diluluskan dari rangkaian Sekdan
ini. Disamping kami yang terus menerus menunda dalam menuntaskan tugas – tugas yang
sudah diberikan dari jauh hari, kami pun dinilai kurang mampu bergerak dan
memposisikan diri kami sebagai satu angkatan cadanlap, sebagai 9 ksatria yang
kini hanya tersisa 6 yang merupakan ksatria yang dipercaya raja untuk menjaga
Tanah Pangripta. Namun di satu sisi aku pun merasa bahwa pada momen tersebut
rasa kekeluargaan kami para Kingsmen
pun menjadi teruji dan semakin terasah. Setelah badan kami luluhlantak dan
setiap kesalahan dinilai sudah terlunasi dengan konsekuensi – konsekuensi yang
kami lakukan, kami diminta untuk kembali ke tempat sebelumnya, yakni Monumen
Perjuangan.
Saat kami kembali, Monumen
Perjuangan terasa sangat sepi. Dingin, sunyi dan tak berpenghuni adalah 3 kata
sifat yang dapat menggambarkan situasi dan kondisi tempat tersebut saat itu.
Kemudian kami bertemu dengan Yudhistira alias Kak Danar dan dia mengomandokan
kami agar membuat barisan satu saf yang rapih. Setelah itu, kami diminta
menundukkan kepala dan menutup mata. Dan saat kami diminta untuk membuka mata,
sang Ratu hadir dihadapan kami dan menyampaikan sebuah orasi yang berisi
harapan dan apresiasinya atas perjuangan kami selama ini. Dan di orasi tersebut
pun juga terdapat penekanan dimana hari ini adalah titik awal dan bukan titik
akhir kami dalam berkontrbusi kepada Tanah Pangripta, perjalanan kami masih
panjang dan semakin jauh akan semakin berat. Tak disangka, dipenghujung orasi ternyata
kami dinyatakan lulus mengikuti rangkaian Sekdan ini, walaupun hati kecilku
berkata bahwa saya pada dasarnya belum layak dan mumpuni untuk lepas dari
rangkaian sekolah ini. Namun itulah esensi yang harus saya cari, dimana saya
harus mencari pembelajaran lebih diluar sana dengan berkontribusi melalui apa –
apa yang disediakan oleh HMP. Pertemuan ditutup dengan kami, para Kingsmen, melafazhkan ikrar HMP yang
dipimpin oleh sang Ratu.
“Perjuangan ini bukan
perkara mudah, Kawan..
Jangan sia – sia kan
perjuangan yang selama ini kalian lakukan..
Jangan biarkan tiap tetesan
air keringat yang jatuh dari dahi kalian lenyap begitu saja..
Jangan membuang apa yang
Tanah Pangripta kini telah percayakan kepada kalian..
Hai para ksatria kepercayaan
raja.. Hai ksatria meja bundar.. Hai para Kingmen..”